Jumat, 16 November 2018

Semoga

Tulisan kali ini tak akan Aku sebar luaskan terkecuali yang mengunjungi blogku ini. Hanya kau dan beberapa orang saja yang membacanya.

Baiklah.

Aku sudah melihat perkembangan dari potensi yang kau miliki. Maaf bila aku memaksa kau untuk melihat apa yang kau bisa saat ini. Tujuanku hanya agar kau sadar , Tak ada maksud lain selain itu.

Dulu, Kau sangat sering ku sebut dalam tulisanku. Entah dalam blog, twitter, atau pun buku bersampul hijau. Kau pasti tak tau apa itu buku bersampul hijau yang ku maksud. Sekarang semuanya sudah berubah. Kau yang berganti bercerita.

Di tulisan pertama yang kau sebar luaskan itu kau berani bercerita sedikit tentangku. Sangat sedikit dan tak kau sebutkan secara rinci siapa aku. Tak masalah sebenarnya. Aku tak peduli kau akan menyebutku atau tidak. Yang terpenting, Kau bercerita dengan gayamu dan dengan pesan yang kau sampaikan.

Aku harap, Kau terus berkembang. Melebihi aku,  gurumu dan beberapa penulis yang kau suka. Aku yakin kau bisa. Meskipun aku tau ini bukan lah jalan yang kau mau. Kau hanya menyalurkannya. Benarkan bukan?

Tak ada banyak hal yang ingin ku sampaikan sebenarnya. Aku hanya ingin kau tau apa yang ku banggakan saat ini. Yaitu kamu.

Rabu, 07 November 2018

Mengakui dan Memperbaiki

Untuk tulisan saya kali ini, Saya persembahkan untuk teman-teman saya.

Beberapa hari yang lalu, Saya dan beberapa teman saya memiliki masalah. Masalah yang sangat rumit mungkin. Ada dua kubu yang berbeda. Masing-masing membela kubunya sendiri. Kalau di ibaratkan, Perang saudara lah yang paling tepat. Kubu A menghina kubu B dan sebaliknya. Saling mementingkan ego sendiri tanpa berpikir panjang.

Dan akhirnya kami memutuskan untuk menyelesaikannya. Bertemulah dua "kubu" tersebut. Kami saling bertanya dan menjelaskan mengapa semuanya terjadi. Dan akhirnya semua selesai.

Intinya adalah, semua masalah hanya satu solusinya. Bertemu dan membicarakan semuanya. Dan tidak mementingkan ego masing-masing. Cukup mengakui dan memperbaiki semuanya. Dan perpecahan akan terjadi bila salah satu ada yang menjatuhkannya.

Sekian.

Jumat, 02 November 2018

Menerima keadaan

Menjadi seorang yang jujur itu adalah hal yang sulit. Tetapi, Jujur pada diri sendiri lebih sulit daripada jujur kepada orang lain. Apa bedanya?

Menjadi seseorang yang netral itu sulit. Menjadi orang yang berani itu sulit. Menjadi orang yang berpikir kritis itu sulit.
Lalu, apa yang mudah?

Hidup ini memang penuh dengan kesulitan. Saya yang sulit untuk mengerti apa yang sedang terjadi dengan dunia ini dan kalian yang sulit dengan berbagai urusan kalian. Oke, kita buat singkat.

Dulu, saya sangat sulit untuk berdamai dengan keadaan. Saya selalu marah kepada siapa pun. Saya benci dengan keadaan saya saat itu. Menurut saya, Saya adalah orang paling menyedihkan. Tetapi sekarang saya sedang berusaha untuk menjadi netral. Menjadi seorang yang netral itu penting menurut saya. Karena, kalian tau setiap kekurangan opsi itu. Sebenarnya, kalian hanya perlu menerima kekurangan itu.

Kita sangkutkan dengan jujur pada diri sendiri. Disini yang saya maksud adalah bagaimana cara kalian untuk menerima diri. Cintai kekurangan itu. Dan yang terpenting berusaha untuk menerima apa yang kalian miliki sekarang. Tak peduli seberapa banyak itu. Intinya adalah bersyukur. Menerima semuanya dan menikmatinya. Terimalah keadaan yang kalian sedang hadapi saat ini. Semuanya adalah garis dari Tuhan. Kita hanya tinggal menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sekian.

Kamis, 01 November 2018

Berani matang

Setiap manusia pasti memiliki masalah atau cobaan hidup. Tapi, Hanya beberapa orang saja yang bisa menghadapinya.

Fase pendewasaan adalah fase atau tahap dimana seseorang menuju kematangan. Bukan matang untuk siap menerima masalah tapi matang dalam menyelesaikan masalah.

Belakangan ini saya sangat sering bertukar pikiran dengan teman-teman sebaya saya mengenai hal yang sedang ia rasakan atau yang sedang saya rasakan.

Saya, Akhir-akhir ini memiliki kesedihan yang saya sendiri pun tak tau apa alasannya. Saya pikir ini adalah masa pubertas yang memang perasaan saya sedang bergejolak. Sampai saat ini saya masih belum bisa menemukan apa alasannya.

Kemarin, Saya bertukar pikiran dengan guru pembimbing saya. Saya bercerita tentang jurusan apa yang saya ambil dan berujung pada seorang guru yang bisa dibilang *maaf* kurang bijaksana dalam mengambil keputusan bahkan membuka wadah untuk Siswa berkembang.

Dulu saya pikir kata-kata "Kedewasaan tidak tergantung dari umur" Itu hanya lah kiasan semata. Tapi saya salah besar. Karna saya yang merasakan sendiri akan hal itu.

Disaat seorang pengajar yang memiliki jabatan tinggi tetapi tidak memiliki rasa peduli yang tinggi lebih memilih sesuatu yang seharusnya di ke belakangkan. Dimana 1 Prestasi kalah dengan sesuatu yang belum pasti.

Kebijaksanaan merupakan hal terpenting dalam fase kedewasaan. Hal itu memengaruhi kita dalam mengambil sesuatu keputusan. Selain itu, Sikap bertanggung jawab juga sangat penting untuk mendukung di dalamnya. Dengan begitu, tuntas sudah suatu masalah.

Semua tergantung dengan diri kita sendiri. Keputusan, kebijaksanaan, dan bertanggung jawab lah yang menjadi hal terpenting dalam fase ke dewasaan. Jika kalian tidak menguasainya, Ya mungkin kalian belum bisa melewati fase tersebut.

Dan yang terpenting disini adalah bagaimana kita menyikapi sebuah masalah tersebut. Karna, Apapun masalahnya jika kita siap menghadapinya dan mau bertanggung jawab, semua pasti akan berjalan dengan lancar

Sekian, Salam saya semoga bermanfaat. Terimakasih sudah membaca.