Kamis, 19 Januari 2023

Balas Dendam

Hampir dari setiap orang yang sakit hati pasti pernah berpikir kalau balas dendam itu jalan paling baik.

Entah balas dendam menjadi versi terbaik atau yang lain.


Tapi kalian pernah berpikir gak sih? Kalau berubah atau menjadi lebih baik karena orang lain itu bikin diri kalian sendiri cape?


Gue juga termasuk orang yang berpikir kalau balas dendam terbaik itu berubah jadi yang lebih baik.

Tapi setelah gue pikir-pikir lagi. Kayaknya Gue akan cape kalau Gue berubah untuk orang lain lihat atau hanya untuk membuat orang lain menyesal.


Ada sebuah kebanggaan pasti kalau Lo bisa berubah. Tapi apakah Lo akan puas kalau Lo berubah karena perasaan benci atau dendam Lo terhadap seseorang?

Sabtu, 29 Januari 2022

Orang Baik

Halo, gue balik lagi setelah banyak hal yang mungkin terlewat dari pandangan gue. Ngga kerasa kalau ini udah masuk januari 2022, tepat satu tahun gue ngga ngapa-ngapain.
Pagi ini gue dapet pelajaran yang mungkin baru gue sadari sekarang, padahal seharusnya gue sadar akan hal itu udah dari sebelum ini. Gue berdiskusi dengan diri gue sendiri mengenai konsep "kebaikan" atau manusia sebagai pelaku yang berarti "orang baik".
Baru gue sadari kalau ternyata "orang baik" ini akan terlihat baik bagi orang yang membutuhkan. Mudahnya begini. Lo berbuat baik pada seseorang, contohnya ngasih tempat duduk di kereta ke orang lain. Dengan lo ngasih tempat duduk ke orang lain yang butuh, lo akan lebih terlihat kalau lo itu "orang baik". Beda halnya dengan kalau lo ngasih tempat duduk ke orang yang mau turun, dia butuh duduk tapi yang lain lebih membutuh jadi dia menganggap lo sekedar orang yang nawarin tempat duduk.
Lucu sih terkadang kita harus membutuhkan dulu baru bisa menganggap orang lain itu lebih baik daripada yang lain.
So ya menurut apa yang gue sampaikan itu, kalau kebaikan lo ngga terlihat atau ngga dianggap oleh orang lain berarti orang itu kurang membutuhkan kebaikan lo.

See you~

Minggu, 17 Januari 2021

Beauty Privilege

Hai semuanya, gue balik lagi setelah dua tahun lebih hiatus. Gue bakalan jadiin tulisan gue lebih santai dan lebih enak dibaca dari sebelumnya. Enjoy!

Sesuai judulnya gue mau bahas soal beauty privilege atau gampangnya hak istimewa kalo lo punya daya tarik lebih. Sangat berpengaruh kah penampilan lo itu?

Gue tertarik ngebahas ini karena related di kehidupan gue. Lo pasti pernah kan posting foto sama temen lo dan ada dari salah satu orang yang ngeliat bilang gini ke lo "eh itu siapa cantik banget, kenalin dong" "temen temen lo cantik semua deh" atau "lah si A sama si B mah cantikan si A kali" "kok mau sih sama si B" dan semacamnya.

Sebagai perempuan yang punya muka pas-pasan gue agak heran. Karena gini, dari cara orang bilang mendingan si A daripada si B itu udah gak banget buat gue. Lo ngga tau sifat si A atau B lebih baik yang mana. Cuma karena si A lebih menarik, lo tarik garis kalo si A lebih baik dari si B.

Contoh kasus lain. Beberapa orang (perempuan) bikin kesalahan dan beberapa orang didalamnya ada yang diwajari hal itu. We've always heard, "untung cakep". Dude, lo ngga bisa mewajari sesuatu hanya karena dia lebih menarik. Sementara lo bisa ngejudge orang lain habis-habisan padahal dia ngelakuin kesalahan yang ngga jauh beda.

Banyak orang yang bilang gini, "kalo lo cantik, sebagian masalah hidup lo tuh kelar". Apalagi di Indonesia sendiri hal-hal semacam itu udah lumrah atau udah ngga kaget kalo lo dengerlah. 

Pointnya, gue ga salty ke siapa pun tapi gue cuma mengutarakan keresahan gue aja. So, buat semuanya kalo lo ngerasa beauty privilege itu ada dan lo salah satu yang ngga mau hal itu berlanjut. Please stop mewajari kesalahan atau membandingkan seseorang dengan orang lainnya. Adil lah terhadap penilaian lo kepada orang lain.

"no one born ugly, we're just live in judgemental society" -RM

Jumat, 17 April 2020

Overthinking

Setelah sekian lama tidak menulis. Hari ini saya memutuskan untuk menulis hal yang selama ini saya resahkan.

Overthinking. Pasti banyak diantara kalian yang selalu memikirkan hal yang tidak seharusnya kalian pikirkan. Saya pun sering. Setiap hari saya selalu memikirkan respon seseorang jika saya melakukan sesuatu.

Saya selalu berpikir apa yang dia pikirkan jika saya seperti ini dan apa responnya jika saya seperti itu. Selalu. Selalu seperti itu hingga saya merasa bahwa saya tak seharusnya seperti itu.

Seperti kata seseorang, "Ubah mindset lo. Jangan terlalu overthinking terhadap yang gak lo tau jawabannya, karena lo gak tau jawaban benarnya apa". Dan mulai hari itu, saya memutuskan untuk berhenti memikirkan yang seharusnya saya tidak pikirkan.

Jujur, sangat sulit karena saya terlalu takut jika yang saya lakukan tidak sesuai dengan orang lain. Tapi saya harus sadar bahwa tidak penting respon atau anggapan seseorang terhadap diri saya. Saya hanya harus melakukan apa yang menurut saya benar.

Setelahnya, sudah tidak banyak hal yang saya pikirkan. Dan ternyata itu membuat hari-hari saya lebih ringan.

Sekian tulisan ini saya tulis. Intinya, Jangan memikirkan apa yang tidak seharusnya kalian pikirkan. Terima Kasih dan Jangan lupa cuci tangan! :)

Kamis, 18 Juli 2019

Iri Hati

Penyakit hati yang paling dihindari oleh setiap umat. Dibalik itu semua, ada ketidak niatan untuk iri dan bahkan dengki. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain lah yang membuat munculnya rasa iri hati.
Mencintai lah diri sendiri hingga kau lupa untuk membenci. Cintai lah diri bagaikan kau mencintai kekasih yang sangat kau cintai. Percayalah, Kalian yang terbaik.
Saya pun sering iri hati. Jujur, disaat orang lain tak memperhatikanku dan lebih memilih memperhatikan orang lain lah yang sangat sering membuatku iri. Dan Saya sadar bahwa Banyak orang yang memiliki mata. Disaat itu lah kau diperhatikan. Meski hanya sekilas, setidaknya dirimu sudah terlihat oleh orang lain.
Jangan sedih bila kau tak sebaik orang lain. Karna hanya dirimu lah yang tahu bahwa kau lebih berharga dari orang lain.
:)

Selasa, 26 Maret 2019

Sekelompok Orang

Banyak tipe manusia di dunia ini. Mungkin jika disebutkan pun tak cukup untuk menggambarkan keseluruhannya. Kita tarik dari sisi "remaja" yang bisa dikatakan sering melakukan onar.

Sebagai salah satu remaja yang hanya bisa memperhatikan, saya pun terkadang jadi bulan-bulanan dari hal tak masuk akal yang mereka lakukan. Yang paling membuat saya risih, merusak fasilitas sekolah atau membuat kelas tak karuan.

Ada satu hal pertanyaan dibenak saya. Apa sih manfaatnya kamu seperti itu? Sampai sekarang pun, saya masih heran bahkan sangat heran. Melihatnya saja membuat saya ingin menegurnya. Tapi saya sadar, pendekatan yang saya lakukan untuk menegurnya itu mungkin akan membuatnya merasa digurui. Maka dari itu banyak yang hanya diam atau pura-pura tidak peduli.

Dan satu lagi. Banyak pula yang ingin dihormati dengan cara "membabukan" seseorang. Heran memang. Untuk apa melakukannya bila Kau saja tak bisa menghormati yang lain.

Lalu bagaimana cara agar ia kapok?

Saya sudah melakukan beberapa cara. Cara yang paling efektif ialah diam. Diam dan biarkan mereka melakukan apapun yang mereka mau. Toh mereka tak akan bisa di terima di masyarakat bila sikapnya seperti itu.

Jumat, 22 Maret 2019

Seekor Tikus

Dari awal, tempat saya memang bukan disini. Saya hanya akan menjadi tikus nakal bila berada di sekitar kucing lapar. Tikus bergerak, Kucing menangkap. Tikus menghindar, Kucing mengejar. Begitu terus sampai akhirnya sang tikus mati kelelahan dan sang kucing mati kelaparan.

Kau tau? hal yang paling menyakitnya menjadi orang lemah ia rasa yang tak pernah puas akan diri sendiri. Kesalahan orang lain bagaikan salah satu kesalahan terbesar yang kita miliki.

Salah satu cara bertahan hidup yang tikus jalani adalah hanya bersembunyi dan jangan sampai tertangkap. Melelahkan memang. Tapi itu lah sebabnya kau ditakdirnya untuk menjadi tikus yang kuat. Agar kau bisa menghindari Kucing yang kelaparan dan agar kau tidak mati kelelahan.

Dan terlebih lagi, Kau selalu jadi pemeran antagonis meski kau tak pernah melukai bahkan kau tak pernah menyentuh siapapun kecuali ibumu.

Dunia ini jahat bila kau hanya memandangnya dari sisi kemalangan dirimu. Coba lihat dari sisi yang lebih baik. Kau dibutuhkan kucing untuk bertahan hidup sekalipun kucing itu memiliki makanan yang cukup. Kau selalu dicari meski keberadaanmu hanya bertanda kesialan bagi seseorang. Bersyukurlah atas dirimu yang selalu dicintai Tuhan.

Tenanglah dan jalani semua dengan seharusnya. Hadapi dengan keberanian diri dan keyakinan bahwa kau sebuah hadiah yang Tuhan berikan pada Ibu dan Ayahmu.

Selalu semangat dan berikan yang terbaik untuk orang disekitarmu. Tebarkan kebaikan bila memang kejahatan sudah mendominan hatimu dan orang lain.